Pengikut

About Us

Foto saya
yang memiliki blog ini adalah Haifa Madina, Padlia Miftahul Jannah dan Dhimas Mahardhika
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pemerintah daftarkan Sasando dan Noken ke UNESCO


Pemain musik Sasando
NextIndonesia – Dua warisan kebudayaan daerah yaitu alat musik Sasando asal Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Noken asal Papua.didaftarkan ke Organisai Pendidikan, Keilmuan dan Kbeudayaan PBB atau UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Pendaftaran ini dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pemerintah khawatir kedua warisan budaya tersebut akan hilang.
"Kedua item ini akan hilang, bukan karena diklaim negara lain -- meski itu menjadi salah satunya. Tetapi, lebih karena mereka yang menggeluti, musik Sasando dan Noken semakin habis," kata Budi Priyadi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Pariwisata dan Kebudayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di Denpasar, Rabu, 9 November 2011.

Dengan pengakuan dari UNESCO nantinya, maka akan ada kewajiban untuk terus melestarikan dua warisan kebudayaan Indonesia itu. Untuk Sasando, biasanya memiliki 23 senar. Diharapkan penggunaan senar terus ditingkatkan menjadi 40 senar. "Kami harapkan ini bisa disetujui oleh UNESCO. Sebab, bukan hanya Indonesia yang mendaftarkan warisan kebudayaannya ke UNESCO," ucap Budi.

Budi mengakui, sudah ada beberapa warisan budaya Bali yang diakui UNESCO. Hanya saja, jika dibandingkan dengan negara lain, warisan kebudayaan Indonesia yang diakui telah didaftarkan UNESCO masih terbilang minim. "Kekayaan Indonesia sedikit sekali yang diakui UNESCO, lebih banyak Jepang dan Korea. Padahal, kebudayaan kita lebih banyak dari Jepang dan Korea," imbuh Budi.

"Pengumuman Sasando dan Noken akan diumumkan tahun 2013, karena baru kita daftarkan tahun ini. Sedangkan yang akan diumumkan tahun ini adalah Tari Saman, yang telah kita daftarkan tahun lalu," tuturnya.

Ia juga mengaku seluruh tari-tarian Bali sudah didaftarkan di UNESCO. Tak hanya itu, Taman Mini Indonesia Indah juga telah didaftarkan. "Kita sudah lakukan penelitian, sudah verifikasi dan sudah didaftarkan di UNESCO. Tahun 2013 juga akan diumumkan," katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sasando

Sasando
 Alat musik petik asli Nusa Tenggara Timur 
 

Jermias O Pah, Maestro Musik Tradisional Sasando. Foto: enttic.picasaweb
Ambil uang Rp 5000,- dan terawanglah tanda airnya. Apa yang terlihat? Benda yang terlihat adalah alat musik Sasando. Sebuah alat musik petik asal Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara umum, bentuk sasando serupa dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas ke bawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.
Sasando memang punya banyak senar. Sasando dengan 28 senar ini diistilahkan dengan Sasando Engkel. Jenis lain; Sasando Dobel namanya, punya 56 senar. Bahkan ada yang 84 senar. Cara memainkan sasando dengan dipetik. Mirip dengan gitar. Hanya saja sasando tanpa chord (kunci) dan senarnya harus dipetik dengan dua tangan, sehingga lebih mirip Harpa.
 
Bagian utama dari sasando berbentuk seperti harpa, dengan media pemantul suara terbuat dari daun Pohon Gebang (sejenis Pohon Lontar yang banyak tumbuh di Pulau Timor dan Pulau Rote) yang dilekuk menjadi setengah melingkar. Tempat senar-senar diikat terbuat dari bambu yang keras, penahan senar yang sekaligus sebagai pengatur nada senar juga terbuat dari bambu. Batang bambu itu lalu diikat menyatu dengan daun Gebang yang dibuat melingkar tadi. Saat ini sasando sudah mulai di modifikasi. Pemantul bunyi dari daun gebang sudah diganti dengan spul gitar listrik yang ditempelkan pada batang bambu ditengah sasando. Tentu sasando model ini hanya bisa mengeluarkan bunyi keras dengan bantuan sound system 
.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pasola dan Upacara Adat Reba

Pasola
Permainan perang-perangan pemersatu masyarakat Sumba

Pasola adalah permainan perang dua kelompok pasukan berkuda yang saling melempar lembing (tombak kayu) di sebuah padang savana. Menurut cerita setempat tradisi ini laihir dari kisah percintaan janda cantik bernama Rabu Kaba. Konon sebelum menerima status janda, Rabu Kaba adalah isteri sah dari Umbu Dula, satu dari tiga bersaudara pemimpin warga Waiwuang. Rabu Kaba menjadi janda karena mengira suami beserta dua saudaranya meninggal saat melaut.
Pengendara Kuda Pasola. Foto: amazingindonesia.net
Rabu Kabua kemudian menikah kembali dengan seorang pemuda tampan dari Kampung Kodi bernama Teda Gaiparona. Suami dan dua saudara Rabu Kaba yang ternyata belum meninggal mendapati isteri Umbu Dula sudah kawin lari dengan orang lain. Untuk mereka bisa terus menikah bersama, Teda Gaiparona harus memberikan pertanggung jawaban. Seusai menyelesaikan perselisihan, Teda Gaiparona berpesan supaya warga melaksanakan Pasola. Dengan demikian diharapkan dendam kedua kampung dapat dilepaskan dengan permainan perang-perangan dan adu ketangkasan melempar lembing di atas kuda.
Permainan Pasola biasanya diadakan sebagai puncak dari Pesta Adat Nyale, yaitu semacam upacara untuk meminta restu dari para dewa dan leluhur supaya panen tahun itu berhasil. Waktu penyelenggaraan Pasola bergantung pada perhitungan hari para tetua adat yang rupanya tidak pernah meleset. Salah satu tanda ketepatan itu adalah pada setiap penyelenggaraan Pasola, di pantai selalu sedang terdapat banyak cacing laut.
Pasola memiliki nilai sakral karena adanya ritual-ritual yang harus dilakukan oleh para tetua adat terhadap para peserta sekaligus ritual permohonan restu. Selain nilai sakralnya, Pasola juga merupakan elemen pemersatu masyarakat Sumba. Permainan Pasola diselenggarakan di empat kampung di Kabupaten Sumba Barat yaitu Kampung Kodi, Laboya, Wanokaka, dan Gaura.

Upacara Adat Reba
Gabungan upacara adat dan agama di Kab. Ngada

Upacara Adat Reba diselenggarakan khususnya di beberapa daerah di Kabupaten Ngada, NTT. Reba merupakan upacara adat yang bertujuan untuk melakukan penghormatan dan ucapan rasa terima kasih terhadap jasa para leluhur. Upacara ini diadakan setiap tahun baru tepatnya di bulan Januari atau Februari dengan hidangan utama berupa ubi. Bagi warga Ngada ubi diagungkan sebagai sumber makanan yang tidak pernah habis disediakan oleh bumi.
Selama upacara diselenggarakan tarian dengan penari menggenggam pedang panjang (sau) dan tongkat warna-warni yang di bagian ujungnya dihiasi bulu kambing warna putih (tuba). Sebagai pengiring tarian adalah alat musik bergesek berdawai tunggal yang terbuat dari tempurung kelapa atau labu hutan.
Upacara adat Reba biasanya diselenggarakan selama tiga sampai empat hari. Sebelum upacara tari-tarian dan nyanyian diadakan misa inkulturasi di gereja yang dipimpin seorang pater atau romo. Upacara ini memang memadukan unsur adat dengan agama.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tarian Caci

Postingan kali ini akan memaparkan salah satu kebudayaan khas di Kabupaten Manggarai, dikutip dari beberapa referensi budaya. Kebudayaan ini dikenal dengan nama “Caci”. Caci dikenal sebagai tarian khas dari kabupaten Manggarai, tapi Caci bahkan lebih dari sekedar tarian. Kenapa?? Ayo simak paparan berikut:

Caci. Ritual pertarungan cambuk, merupakan unsur utama dari identitas budaya manggarai.Memberikan keunikan yang mengandung nilai estetika tersendiri bagi siapa saja yang menyaksikannya.
Caci dimainkan oleh 2 orang pria (yang ceritanya saling bermusuhan) , biasanya salah satu bertandang dari desa yang berbeda untuk bersaing. Dalam caci ada pihak yang memukul (paki) lawannya dengan menggunakan larik (pecut) atau tali terbuat dari kulit kerbau yang sudah kering dan lawan yang dipukul menangkis (ta'ang) dengan menggunakan Nggiling (perisai, juga terbuat dari kulit kerbau) dan busur yang terbuat dari bambu. Memukul dilakukan secara bergantian.

Tarian caci yang secara bebas diartikan menguji (ketangkasan) satu lawan satu, biasanya hanya dipentaskan dalam acara khusus, seperti upacara penting  atau hang woja (syukuran hasil panen), penyambutan tamu kehormatan atau upacara-upacara adat lainnya, seperti paca wina (belis). Juga untuk memeriahkan pentahbisan imam dan sebagainya. Biasanya, pertarungan caci dilakukan antar desa/kampung. Bagi orang Manggarai, pementasan caci merupakan pesta besar dimana desa penyelenggara memotong kerbau beberapa ekor untuk makanan para peserta atau siapa pun yang me- nyaksikan caci, secara gratis. 

Dalam budaya Manggarai, tarian caci membawa simbol pertobatan manusia dalam hidup. Nama Caci sendiri bersal dari dua kata yaitu ”Ca” yang berarti satu dan ”Ci” artinya uji. Jadi, Caci bermakna ujian satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang benar dan salah. Tidak semua orang Manggarai layak menjadi peserta Caci. Selain harus pria, persyaratan lain adalah harus mahir memukul lawan, terampil menangkis serangan, luwes menari, merdu menyanyikan lagu daerah, dan berbadan atletis. 

Pertunjukan tarian Caci dibuka dengan tarian Danding atau biasa disebut Tandak Manggarai. Tarian ini dimainkan oleh perempuan dan laki-laki yang membentuk lingkaran. Gerakan penari Danding lebih mirip tari Vera atau tari Sanda Lima. Biasanya penari mendendangkan lagu dengan larik yang memompakan semangat para pemain Caci saat bertanding. Sebelum bertarung, pemain Caci akan melakukan pemanasan otot. Masing-masing pemain menggerakkan badanya mirip gerakan kuda.
Sambil menari, pemain Caci menyanyikan lagu daerah untuk menantang lawannya. Pertarungan Caci dilakukan oleh dua kelompok, yang masing-masing terdiri dari delapan pemain. Setiap peserta mendapat kesempatan pertama sebagai pemukul, dan selanjutnya bertindak menjadi penangkis serangan. Dengan lincah si penyerang akan menghentakkan pecutnya ke tubuh lawan. Sementara si lawan akan menangkis sabetan pecut. Jika kena, tampak garis merah atau luka memanjang tipis. Luka ini sebagai pembukti bahwa penyerang berhasil. Semua pemain beresiko terkena sabetan pecut.

Caci mengandung makna kepahlawanan dan keperkasaan. Namun dalam caci, keperkasaan tidak harus dilakoni lewat kekerasan namun juga lewat kelembutan yang ditunjukkan dalam gerakan-gerakan yang bernuansa seni. Tarian Caci diiringi bunyi gendang dan gong serta nyanyian para pendukungnya. 
Pihak yang memukul tidak harus mendapat giliran menangkis. Posisinya bisa diganti orang lain. Pihak lawan biasanya tidak memprotes. Di sini terlihat aspek lain yakni kerelaan untuk berkorban. Semuanya dihayati dalam suasana penuh kekeluargaan dan kebersamaan.

Bagian badan yang boleh dipukuli meliputi bagian pusar ke atas hingga wajah. Seorang penari caci dinyatakan kalah bila pukulan larik mengenai bagian wajah hingga luka atau berdarah. Jika ini terjadi maka penari bersangkutan harus diberhentikan.
Permainan Caci dijadikan pelajaran berharga bagi anggota suku Manggarai dalam mengendalikan emosi. Pasalnya, meski saling mencambuk dan biasanya bakal terluka  sopan santun dalam gerakan di arena, ucapan, dan hormat kepada lawan selalu dijaga para pemainnya.

Semua itu dijadikan kebanggaan tersendiri buat masyarakat suku Manggarai. Sebab, lewat semua ritual tadi, mereka ditempa untuk selalu bersyukur dan mau saling menjaga ketenangan batin dan keharmonisan antarwarga Manggarai.


Sekilas Cerita Tentang Asal Tarian Caci
Cerita Kakak dan Adik

Diceritakan, pada jaman dahulu hiduplah seorang kakak bersama adiknya di sebuah kawasan di Manggarai. Keduanya merupakan anak yatim piatu, namun mereka memiliki satu ekor kerbau (ka'ba).
Suatu ketika, kakak dan adik ini berjalan-jalan di hutan sambil mengembalakan kerbau. Dan saat jalan-jalan itu, sang adik tanpa sengaja terperosok ke dalam sebuah lubang. Sang adik pun langsung berteriak minta tolong pada sang kakak, dan saat yang bersamaan sang kakak pun langsung berusaha menolong sang adik.

Cara yang dilakukan adalah mencari tali untuk membantu mengeluarkan sang adik dari dalam lubang. Upaya itu tidak berhasil karena sang adik selalu gagal dikeluarkan dari dalam lubang karena tali tidak bisa dijangkau oleh sang adik. Saat berusaha menolong sang adik, sang kakak mengatakan asa nana? (sudah?) dan sang adik menjawab toe di (belum).

Karena kecintaan yang begitu besar pada sang adik, sang kakak kemudian rela menyembeli kerbau satu- satunya milik mereka. Ekor kerbau kemudian dijadikan tali untuk mengeluarkan sang adik. Upaya ini berhasil mengeluarkan sang adik dari lubang.

Karena rasa bahagia itu, kedua kakak beradik ini kemudian momotong kerbau. Daging kerbau dimakan, sementara kulit kerbau ini dijadikan perisai.

Sebagai rasa suka cita, kedua kakak beradik ini saling adu ketangkasan memukul dengan tali dari kulit kerbau.

Kulit kerbau tersebut digunakan untuk alas dada (bik/semacam body protector) dan perisai (giliq), tali (larik) yang kemudian digunakan sebagai cambuk serta pelindung kepala (pangga).

Setelah kakak dan adik membuat dan memasang berbagai properti tersebut ke tubuh mereka, keduanya bertarung dengan senang. Selanjutnya tradisi ini diberi nama caci.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kota Kupang

Kota Kupang

—  Nusa Tenggara Nuvola single chevron right.svg Nusa Tenggara Timur  —
Lambang Kota Kupang
Lambang
Lokasi Kota Kupang di Pulau Nusa Tenggara
Kota Kupang terletak di Indonesia
Kota Kupang
Lokasi Kota Kupang di Pulau Nusa Tenggara
Koordinat: 10°11′S 123°35′E
Negara  Indonesia
Ibu kota Kota Kupang
Pemerintahan
 - Walikota Drs. Daniel Adoe
 - DAU Rp. 377.792.563.000,- (2011)[1]
Luas
 - Total 180,27 km2
Populasi (2010)
 - Total 450.000
 Kepadatan 2.496/km²
Zona waktu WITA (UTC+8)
Kode telepon +62 380
SNI 7657:2010 KPG
Kecamatan 6
Desa/kelurahan 45 / 4

Kediaman residen di Kupang (1870-1910)
Kota Kupang adalah ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas wilayah adalah 180,27 km² dengan jumlah penduduk sekitar 450.000 jiwa (2010). Daerah ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 45 desa.

Daftar Kecamatan

Saat ini Kota Kupang dibagi menjadi 5 wilayah kecamatan, yaitu:
  1. Alak (11 kelurahan)
  2. Kelapa Lima (5 kelurahan)
  3. Kota Raja
  4. (kota Lama,10 Kelurahan)
  5. Maulafa (9 kelurahan)
  6. Oebobo (14 kelurahan)

Bandara

Radio

Stasiun radio Swasta yang beroperasi di Kota Kupang antara lain:
  • RADIO MADIKA 91.7 FM "THE TOP RADIO STATION" (JL. SK. LERIK NO.16 WALIKOTA)
  • RADIO TIRILOLOG SUARA FERBUM 101.1 FM
  • RADIO SWARA TIMOR 90.1 FM YOUR LOVELY FAMILY STATION
  • RADIO DMWS FM 103.5 MHz
  • RHAMAGONG RADIO 96,8 MHz
  • KISORRA FM 105,1 MHz
  • AFB TV CHANEL 40 UHF & RADIO 95.2 Mhz
  • RADIO KAISAREA VOICE 97,6 MHz
  • RADIO LIZBETH 98.4 FM
  • RADIO SWARA KUPANG 96.0 FM
  • RADIO SUARA KASIH 89.3 FM
  • RADIO SAHABAT (Kab. Kupang)
Stasiun radio RRI Pro1 90.9 FM dan RRI Pro2 94.4 FM

Televisi

Stasiun televisi yang beroperasi di Kota Kupang antara lain:

Transportasi

Udara

Kota Kupang melalui bandar udaranya, Bandara El Tari terhubung dengan beberapa kota besar lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Mataram dan Makassar. Selain itu bandara ini juga mempunyai penerbangan langsung dari dan ke luar negeri, yaitu ke Australia dan Timor Leste. Dari Kupang juga dapat dilayani penerbangan perintis ke berbagai ibukota kabupaten di Nusa Tenggara Timur.

Laut

Pelabuhan Kupang di tahun 1912
Pelabuhan Kupang dapat melayani kapal-kapal barang maupun penumpang. Dahulu melalui dermaga ini sering melayani kapal penumpang menuju Pante Makasar, Ruteng, Baa, Dili, Kalabahi dan lain-lain.

Darat

Sistem transportasi darat Kota Kupang dilayani oleh minibus angkutan kota yang biasa disebut oplet, taksi dan beberapa rute dilayani oleh bus kota. Sebagian besar rute dalam kota dilayani oleh oplet yang menghubungkan beberapa terminal. Untuk keberangkatan jalan darat ke luar kota dilayani di Terminal Kupang.
Melalui jalan darat pula dilayani bus antar negara, yakni ke Dili, Timor Leste. Bus ini disediakan oleh berbagai penyedia layanan termasuk DAMRI. Layanan imigrasi Indonesia-Timor Leste dilaksanakan di Tasifeto Timur-Batugade.

Wisata Kuliner

Kota ini menyimpan banyak pesona, khususnya penggemar sea food. Wisatawan yang berkunjung ke kota ini biasanya terkesan dengan ikan bakar yang ukurannya besar-besar dengan harga yang relatif murah. Dinikmati dengan sambal khas Kupang, tentu wisatawan akan langsung berjanji pada diri sendiri: "suatu saat nanti, beta akan kembali lagi". Juga cumi-cumi dan udang segar yang mengeluarkan aroma manis ketika dibakar sangat mengundang selera. Disamping itu wisatawan juga akan disuguhkan salah satu makanan khas kota Kupang, yaitu "jagung bose". Makanan ini dibuat dari campuran jagung dan sayuran serta biji-bijian (biasanya kacang hijau dan kacang tanah). Ada juga "daging se'i", yaitu daging sapi atau daging babi yang diasap dan dicampur susu, garam dan rempah-rempah sehingga rasanya ada yang manis dan juga asin. Kota ini juga memiliki pesona wisata karena memiliki pantai pasir putih yang indah dan laut biru yang cantik. Sejak beberapa tahun terakhir ini menjadi langganan persinggahan peserta lomba perahu layar internasional.
Satu lagi yang unik adalah penjual jagung bakar yang terbentang sepanjang trotoar di jalan El Tari (di depan Kantor Gubernur) menjadi tempat favorit kawula muda Kota Kupang.

Keunikan Kota Kupang

Salah satu keunikan Kota Kupang yang hampir tidak ditemukan di setiap Kota di Indonesia yaitu angkutan kotanya yang sering disebut "bemo" oleh penduduk Kota Kupang atau lebih tepatnya yang biasa dikenal sebagai mikrolet. Keunikan angkot di Kota Kupang ini karena tampilan angkotnya yang penuh dengan asesoris, dekorasi dan musik yang menggelegar. Bagi para penikmat musik-musik keras bisa mencoba "Diskotek Berjalan" ala Kota Kupang. Dari semua keunikan yang sangat menonjol adalah batu karang. Ciri ini sangat khas di Kota Kupang sehingga daerah ini disebut "Kota Karang". Kita juga dapat melihat pohon lontar (pohon tuak) pada beberapa titik sabana di Kupang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kabupaten Timor Tengah Selatan

Kabupaten Timor Tengah Selatan

Kabupaten Timor Tengah Selatan
Lambang Kabupaten Timor Tengah Selatan.jpg
Lambang Kabupaten Timor Tengah Selatan
Motto: -

Lokasi Nusa Tenggara Timur Kabupaten Timor Tengah Selatan.svg
Peta lokasi Kabupaten Timor Tengah Selatan
Koordinat: 124°.49'01"-124°.04'.00" Bujur Timur,(124°3'13"-124°49'56" BT) dan 9°-10° Lintang Selatan (9°26'-10° 10'0"LS)
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tanggal -
Pemerintahan
 - Bupati/Wakil Bupati Ir. Paulus Victor Rolland Mella, MSi. / Drs. Benny Alexander Litelnoni, SH., M.Si.
 - DAU Rp. 459.454.363.000,-[1]
Luas 39,47 km2
Populasi
 - Total 500.000 jiwa
 - Kepadatan 12.667,85 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon 0388
Pembagian administratif
 - Kecamatan 21
 - Kelurahan -

Kepala adat Molo di masa Hindia Belanda
Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Batas Wilayah

Wilayah ini berbatasan dengan:
Utara Kabupaten Timor Tengah Utara
Selatan Laut Timor
Barat Kabupaten Kupang
Timur Kabupaten Belu

Penduduk

Hampir 75% penduduk berprofesi sebagai petani dan sisanya adalah Pegawai Negeri Sipil.

Pemanfaatan Lahan

Di kabupaten ini terdapat beberapa dataran yang sangat luas yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai lahan pertanian atau sawah. Komoditas utama pertanian saat ini adalah Jeruk Soe yang terkenal. Selain itu kabupaten ini terkenal sebagai gudang ternak dan juga kayu cendana yang harum, namun semakin langka.
Penggunaan lahan di kabupaten ini adalah:
  1. Sawah: 4.493 ha
  2. Tegal: 49.263 ha
  3. Pemukiman: 14.920 ha
  4. Padang: 114.396 ha
  5. Hutan: 155.532 ha
  6. Tambak/Kolam/Rawa: 17.323 ha
  7. Lain-lainnya: 38.773 ha
Saat ini Kabupaten Timor Tengah Selatan mengandalkan proyek pertambangan marmer yang ada di Mollo dan penambangan Batu Warna Di Kolbano.

Objek Wisata

Kabupaten Timor Tengah Selatan juga memiliki obyek wisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah lainnya di Indonesia, misalnya:
  • Pantai Kolbano yang terkenal dengan batu berwarnanya
  • Pantai Oetune
  • Air Terjun Oehala
  • Taman Rekreasi Buat
  • Cagar Alam Gunung Mutis yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Timor

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kabupaten Sumba Timur

Kabupaten Sumba Timur

Kabupaten Sumba Timur
Lambang Kabupaten Sumba Timur.jpg
Lambang Kabupaten Sumba Timur
Motto: Matawai Amahu pada Njara Hamu

Lokasi Nusa Tenggara Timur Kabupaten Sumba Timur.svg
Peta lokasi Kabupaten Sumba Timur
Koordinat: -
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tanggal 1958
Pemerintahan
 - Bupati Drs. Gidion Mbiliyora, M.S
 - DAU Rp. 385.899.303.000,-[1]
Luas 7.000,5 km2
Populasi
 - Total 190.214 jiwa (2002)
 - Kepadatan 27,17 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon 0387
Pembagian administratif
 - Kecamatan -
 - Kelurahan -

Kantor DPRD Kabupaten Sumba Timur di Kota Waingapu
Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada masa lalu, kabupaten ini berada di bawah Keresidenan Timor.

Kecamatan

Kabupaten Sumba Timur dibagi menjadi 22 kecamatan, yaitu:

Batas wilayah

Kabupaten ini menempati bagian timur Pulau Sumba dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara Selat Sumba
Selatan Samudra Hindia
Barat Kabupaten Sumba Barat
Timur Laut Sabu
Selain itu kabupaten Sumba Timur juga meliputi empat pulau kecil di selatan, yakni Pulau Salura, Pulau Mengkudu, Pulau Kotak dan Pulau Nusa.

Topografi

Kondisi topografi Sumba Timur secara umum datar (di daerah pesisir), landai sampai bergelombang (wilayah dataran rendah <100 meter) dan berbukit (pegunungan). Daerah dengan ketinggian di atas 1000 meter hanya sedikit di wilayah perbukitan dan gunung. Lahan pertanian terutama di dataran pantai utara yang memiliki cukup air di permukaan maupun sungai-sungai besar. Setidaknya terdapat 88 sungai dan mata air yang tidak kering di musim kemarau.
Rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur curam yang menguasai wilayah bagian tengah dengan empat puncak: Mawunu, Kombapari, Watupatawang dan Wanggameti. Dataran rendah terdapat di sepanjang pesisir dengan bagian yang cukup luas di Tanjung Undu (pesisir paling barat). Kabupaten ini beriklim tropis dengan musim hujan yang relatif pendek dan musim kemarau yang panjang (delapan bulan). Suhu rata-rata adalah 22,5 derajat sampai 31,7 derajat Celsius. Musim hujan biasanya terjadi di bulan Desember sampai Maret untuk daerah pesisir dan November sampai April di daerah pedalaman. Jumlah curah hujan dalam setahun 1.860 milimeter, sehingga daerah ini termasuk daerah beriklim kering.
Amplitudo suhu yang tinggi mengakibatkan batu-batuan menjadi lapuk, tanah merekah dan terjadi seleksi alam terhadap tumbuhan dan hewan yang dapat hidup dalam kondisi demikian. Karena itu, jenis tumbuhan yang ada umumnya berupa tanaman keras seperti jati, kelapa dan aren, sementara hewan peliharaan umumnya adalah sapi, kerbau dan kuda yang telah menyesuaikan diri dengan keadaan alam Sumba yang berpadang sabana luas.
Keadaan tanah di Sumba Timur mengandung pasir, kapur dan batu karang karena ratusan ribu tahun yang lalu daerah ini berada di bawah permukaan laut. Setelah zaman es berlalu, daratan ini muncul di atas permukaan laut, sehingga sering dijumpai berbagai jenis hewan laut seperti kerang, ikan dan tanaman laut yang telah menjadi fosil di bukit-bukit karang. Rumput-rumput pun tumbuh di atas batu-batu karang.

Demografi


Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Timur (2002) adalah 190.214 jiwa atau dengan kepadatan rata-rata 27 jiwa/km². Kepadatan tertinggi di Kecamatan Waingapu, yaitu 1.049 jiwa/km², sedang kepadatan terendah ada di Kecamatan Haharu, yaitu 13 jiwa/km². Disamping orang Sumba Timur asli juga terdapat orang Sabu, keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah Bahasa Sumba Kambera. Sebagian besar penduduk di kabupaten ini beragama Protestan. Selebihnya adalah Islam, Hindu dan Budha. Sekitar 39 persen lagi adalah beragama tradisional Marapu. Meskipun keadaan tanahnya kurang subur, lebih dari separuh penduduk kabupaten Sumba Timur ini adalah petani. Selain itu ada juga yang bekerja sebagai peternak, pegawai, buruh, nelayan dan lain-lain. Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan regional, luas sawah yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Penggarapan sawah ini dilakukan dengan cara tradisional yang disebut renca, yaitu pengerahan tenaga manusia dan kerbau dalam jumlah besar diatas tanah sawah yang akan ditanami. Kaki-kaki kerbau yang berjumlah puluhan ini digunakan sebagai pengganti bajak dan pekerjaan renca ini diawali dan diakhiri dengan upacara keagamaan (ritus). Kehidupan sehari-hari penduduknya pada dasarnya merupakan cerminan kehidupan agama tradisional mereka. Hal ini bisa dilihat saat mereka melaksanakan berbagai upacara adat berkenaan dengan daur hidup seperti upacara kelahiran (habola), perkawinan (lalei atau mangoma) dan kematian (pa taningu).

Perekonomian

Perekonomian penduduk Sumba Timur ini sebagian besar adalah pertanian, (termasuk peternakan), industri rumah tangga (terutama kerajinan tekstil/tenun) serta pariwisata.

Kerajinan

Industri rumah tangga di Sumba Timur didominasi kerajinan kain tenun ikat yang terdapat di hampir seluruh penjuru kabupaten. Kerajinan kain tenun ikat ini sudah terkenal sejak ratusan tahun. Ada dua kelompok pengrajin, yaitu yang menggantungkan seluruh penghasilannya pada pekerjaannya dan yang melakukannya hanya sebagai kerjaan sambilan. Seniman sambilan ini umumnya adalah mereka yang secara sosial masih memiliki fungsi adat seperti kaum bangsawan (maramba). Walaupun merupakan hasil sambilan, tenun jenis ini bermutu tinggi karena sebenarnya tenunan tersebut bukanlah barang dagangan, hanya sebagai koleksi atau digunakan dalam upacara adat. Ada beberapa daerah yang terkenal dengan kain tenunnya, seperti Desa Kaliuda yang terletak di Kecamatan Pahungalodu, Rindi dan Watuhadang yang terletak di kecamatan Rindiumalulu, Rambangaru yang terletak di kecamatan Pandawai dan Kelurahan Prailulu. Tenunan dari daerah ini bermutu tinggi karena dibuat dengan menggunakan ramuan tradisional dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Tidak jarang ada tenunan yang lama penyelesaiannya hingga tahunan, yang menyebabkan harga jualnya pun mencapai jutaan rupiah, terutama yang berasal dari Rindi, Kaliuda dan Kampung Pau.
Kerajinan tenun ini juga mendukung kegiatan pariwisata di kabupaten ini.

Pertanian tanaman

Pada sektor pertanian tanaman, padi, jagung dan ubi kayu menjadi andalan. Hasil pertanian lainnya adalah cengkeh, kapuk, kemiri, kelapa, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, sorgum dan jambu mete. Hasil pertanian tersebut telah dikembangkan sejak tahun 1977.

Peternakan

Sektor peternakan memiliki sejarah panjang dan cukup berbeda dari daerah lain di Indonesia, oleh sebab keadaan alam wilayah ini yang memiliki musim penghujan pendek dan padang rumput (sabana) luas.
Sumba Timur terkenal sebagai pusat penangkaran dan perdagangan kuda sejak abad ke-19. Kuda sandel yang merupakan hasil perbaikan (grading up) kuda lokal dengan kuda Arab telah menjadi maskot daerah dan figurnya dimasukkan dalam lambang daerah.
Pada awal abad ke-20 (1906-1907) pemerintah Hindia Belanda memasukkan empat ras sapi ke Sumba, sapi jawa, sapi madura, sapi bali dan sapi ongole dari India. Hanya yang terakhir yang diketahui bisa beradaptasi dengan baik dan segera menjadi komoditi peternakan unggulan, menggeser kuda.[2] Tujuh tahun sejak introduksi, pemerintah menetapkan Sumba sebagai pusat penangkaran sapi ongole murni dan sejak itu biakannya dikenal sebagai ras SO (Sumba Ongole) dan ini berlangsung hingga sekarang.

Pariwisata

Pantai Kalala, Tarimbang, Purukambera dan Walakiri sudah mendunia dan dikenal sebagai tempat berselancar yang indah. Sisa-sisa kebudayaan megalitik berupa kubur batu dan rumah-rumah adat asli yang sering menjadi tempat pelaksanaan upacara adat penguburan jenazah bangsawan menarik minat para wisatawan. Wisata alam dapat dilakukan di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.[3]
Tempat wisata populer lainnya adalah Londa Lima, Watuparunu dan Purukambera.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS